CARAPANDANG –  Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji menegaskan bahwa program percepatan penurunan stunting kini menyasar kelompok paling rentan. Fokus program diberikan kepada ibu hamil, menyusui, dan balita non-voucher melalui bantuan makanan bergizi.

“Saat ini kami memprioritaskan ibu hamil, menyusui, dan balita agar tidak luput dari perhatian. Ini sesuai arahan Presiden agar program menyasar kelompok paling rentan,” ujarnya usai pembukaan Latsar CPNS BKKBN, Gedung BKKBN, Jakarta Timur, Senin (2/7/2025).

Wihaji menjelaskan program ini dijalankan melalui kolaborasi empat kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Kesehatan, Bapanas, BGE, dan BKKBN. Tugas BKKBN adalah melakukan pendataan, distribusi, serta evaluasi program bantuan makanan bergizi.

“Kami tidak hanya mendata, tetapi juga memastikan distribusi dan evaluasi bantuan makanan tambahan berjalan optimal. Semua dilakukan agar intervensi tepat sasaran,” kata Wihaji.

Pendataan kelompok sasaran tengah dilakukan selama tiga minggu ke depan dengan melibatkan daerah-daerah rawan stunting. Sasaran utama program ini adalah 1,4 juta keluarga berisiko stunting pada Desil 1.

“Ini bentuk keseriusan negara menangani stunting dari hulu, bukan hanya pada anak sekolah saja. Fokus kami kini ada pada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” ujar Wihaji.