Menurut Abdul Mu’ti, pengembangan bahasa dan sastra difokuskan pada pelestarian bahasa daerah, pemartabatan bahasa Indonesia, serta penguatan literasi dengan penyediaan buku bacaan bermutu dan pelaksanaan Uji Kemahiran Bahasa Indonesia.
Meski demikian, Mendikdasmen menilai alokasi yang tersedia belum mencukupi untuk menjawab seluruh tantangan di lapangan. “Setelah mendapatkan alokasi pagu indikatif, kami mengajukan usulan tambahan anggaran. Hal ini penting untuk membiayai program dan kegiatan yang belum tercakup dalam pagu awal,” ujarnya.
Tambahan anggaran itu diarahkan untuk penyesuaian satuan biaya PIP di jenjang SD dan SMP, perluasan PIP ke jenjang TK, peningkatan tunjangan guru non ASN, percepatan digitalisasi pembelajaran, penguatan pendidikan vokasi, hingga layanan pendidikan khusus dan inklusif. Dukungan bagi Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) juga masuk dalam prioritas usulan tambahan.
Abdul Mu’ti menegaskan bahwa investasi di bidang pendidikan merupakan fondasi utama menuju Indonesia Emas 2045. “Pendidikan bermutu untuk semua harus benar-benar terwujud sebagai dasar mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyiapkan generasi emas Indonesia,” tandasnya.