Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin (23/6/2025), mengumumkan tercapainya gencatan senjata total antara Israel dan Iran. Gencatan senjata ini berpotensi mengakhiri konflik bersenjata selama 12 hari.
Selat Hormuz merupakan salah satu rute pelayaran terpenting di dunia. Sekitar 20 persen pasokan minyak dan gas dunia diketahui melintas di perairan itu.
Pemerintah Jerman, Senin (24/6) menyatakan prihatin atas ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz, jalur perdagangan penting bagi pasokan minyak dan gas dunia.
Soleh menegaskan bahwa perang ketiga negara ini tidak hanya tragedi kemanusiaan di kawasan Timur Tengah, tetapi juga ancaman nyata terhadap perdamaian dan stabilitas global.
Permintaan ini menyusul serangan militer Amerika Serikat yang disebut Iran sebagai tindakan keji dan ilegal terhadap wilayahnya, dilansir dari Bussines Standard, Senin (23/6/2025).
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak ingin melanjutkan serangan terhadap Iran dan berniat mengupayakan kesepakatan damai dengan Tehran setelah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, lapor Axios, Minggu (22/6)
Iran dilaporkan telah memindahkan peralatan dan uranium dari fasilitas nuklir Fordow beberapa hari sebelum serangan Amerika Serikat, menurut laporan The New York Times, mengutip dua pejabat Israel.
Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengatakan, 97 orang, yang terdiri dari 93 WNI, 3 staf kedutaan, dan satu warga negara Iran (pasangan WNI) telah melewati perbatasan Iran-Azerbaijan
Parlemen Republik Islam Iran mendukung usulan penutupan Selat Hormuz bagi seluruh kegiatan pelayaran internasional. Ini menyusul serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir di Iran, pada Minggu (22/6/2025).
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono mengutuk Israel yang memperluas agresinya ke Iran di tengah serangannya ke Jalur Gaza sebagai pelanggaran besar hukum internasional dan menunjukkan keengganan rezim Zionis mewujudkan perdamaian.
Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) mengutuk keras serangan terhadap tiga fasilitas nuklirnya yang dijaga ketat pada Minggu, di tengah meningkatnya ketegangan regional terkait konflik Iran-Israel.
Proses pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) terkait perang Iran-Israel ke tanah air dilakukan secara bertahap. Menurut rencana tahap pertama akan berlangsung Senin (23/6/2025).