Beranda Kolom Krisis Gaza Memburuk Seiring Meluasnya Kelaparan dan Mandeknya Perundingan Damai

Krisis Gaza Memburuk Seiring Meluasnya Kelaparan dan Mandeknya Perundingan Damai

Warga Palestina mengambil bantuan kemanusiaan di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, pada 5 Agustus 2025. (Carapandang/Xinhua/Rizek Abdeljawad)

0
Xinhua

   Seiring beredarnya foto-foto anak-anak yang kurus kering di Gaza ke seluruh dunia, semakin banyak negara Barat yang bergerak untuk secara resmi mengakui Negara Palestina, termasuk Prancis, Inggris, Kanada, Portugal, Malta, dan juga beberapa negara lainnya.

   Meski dorongan internasional untuk mengakui Negara Palestina semakin menguat, Presiden AS Donald Trump tetap menentangnya. Trump, yang mengakui adanya kerawanan pangan di Gaza, mengirim utusan Timur Tengahnya ke Israel untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir di tengah meningkatnya keprihatinan internasional mengenai mekanisme distribusi bantuan.

   Kendati demikian, kunjungan Witkoff ke lokasi Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation) yang kontroversial memicu kritik mengenai dukungan berkelanjutan Washington terhadap model bantuan yang bermasalah itu. Para analis berpendapat bahwa bukannya menjadi perantara yang imparsial, AS lebih berfungsi sebagai pendukung ambisi militer Israel, yang lebih memprioritaskan politik daripada perdamaian.

   "AS semakin terlihat tidak sejalan dengan masyarakat internasional, terutama dalam hal dukungannya yang tanpa syarat untuk Israel," kata Ayman Yousef, profesor ilmu politik di Arab American University di Ramallah, kepada Xinhua.

   "Meskipun AS tetap menjadi kekuatan global yang dominan, posisinya di Palestina menghancurkan legitimasi dan kredibilitasnya," tambah Yousef.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here